Komik Pahlawan Islam Anas bin Nadhar

Komik Pahlawan Islam Anas bin Nadhar

Orang Arab sangat memperhatikan nasab mereka. Bagi mereka mengetahui asal-usul pribadi dan silsilah keluarga sangatlah penting. Berbeda dengan tradisi di negeri kita, mengetahui bibit, bebet, dan bobot seseorang hanya diperhatikan ketika hendak mencari pasangan. Oleh sebab itu, orang-orang Arab tidak pernah bertanya asal daerah, tapi yang mereka tanyakan adalah nasab.



Karena itulah, ketika membahas biografi seorang sahabat, penting pula bagi kita mengetahui nasabnya. Sahabat Anas bin an-Nadhar adalah Abu Amr Anas bin Nadhar bin Dakhm an-Najjari al-Khazraji al-Anshari. Beliau merupakan paman dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, khadim Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Dari nasab Anas kita mengetahui bahwa ia masih memiliki kekerabatan dengan Nabi. Karena buyut Nabi yang bernama Hasyim menikahi seorang wanita dari Bani Najjar dan lahirlah kakek beliau Syaibatul Hamd atau yang kita kenal dengan laqob Abdul Muthalib.

Memeluk Islam

Anas bin Nadhar radhiallahu ‘anhu memeluk Islam setalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tiba di Madinah. Dan ia termasuk seorang yang dipuji oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Menyertai Rasulullah Dalam Perang Uhud

Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu berkisah:

Pamanku, Anas bin an-Nadhar, tidak turut serta bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam Perang Badar. Ia pun berkata kepadaku, “Aku luput dari perang pertama yang dilakoni Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sekiranya Allah mengizinkanku nanti untuk turut berperang bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Allah akan melihat apa yang akan kulakukan”. Ia takut berkata lebih dari itu.

Kemudian ia pun turut berperang bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam Perang Uhud di tahun berikutnya (setelah Perang Badar). Saad bin Muadz radhiallahu ‘anhu datang menemuinya dan berkata, “Wahai Abu Amr hendak kemana?” tanya Saad. Anas menjawab, “Ini dia kurasakan harum angin surga di balik Uhud”. Ia pun berperang hingga syahid di medan Uhud.

Saat ditemukan jasadnya, terdapat 80-an sobekan luka. Tusukan tombak dan bekas anak panah yang menancap. Kata Anas bin Malik, “Bibiku, ar-Rubai’ binti an-Nadhar berkata, ‘Aku hampir tidak mengenali saudaraku kecuali melalui ruas-ruas jarinya’.”

Peranannya

Dalam riwayat al-Bukhari dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, ia berkata, “Kami memandang ayat ini turun tentang Anas bin an-Nadhar:

مِنَ الْمُؤْمِنِينَ رِجَالٌ صَدَقُوا مَا عَاهَدُوا اللَّهَ عَلَيْهِ فَمِنْهُم مَّن قَضَى نَحْبَهُ وَمِنْهُم مَّن يَنتَظِرُ وَمَا بَدَّلُوا تَبْدِيلاً

“Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka tidak merubah (janjinya).” [Quran Al-Ahzab: 23]

Diriwayatkan juga oleh al-Bukhari dari Anas bahwasanya bibinya Rubai’ binti an Nadhar mematahkan gigi seri seorang gadis. Dari keluarga Rubai’ meminta diyat dan maaf sedangkan keluarga gadis itu keberatan. Mereka pergi mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Nabi memerintahkan mereka untuk melaksanakan qishash. Anas bin an-Nadhar berkata, “Apakah harus dipatahkan gigi Rubai’ wahai Rasulullah? Tidak demi Allah yang telah mengutus Anda dengan benar, janganlah patahkan giginya.” Rasulullah bersabda, “Hai Anas, menurut kitabullah adalah qishash.” Akhirnya keluarga gadis merelakan dan memberi maaf. Maka Nabi pun bersabda, “Sesungguhnya di antara hamba Allah ada orang yang jika bersumpah atas nama Allah, Allah menerimnya.”

Dari Al-Fazari dari Humaid dari Anas terdapat tambahan “Keluarga perempuan tersebut ridha dan menerima diyatnya.”

Kepahlawanan di Perang Uhud

Saat Perang Uhud tengah berkecamuk, tersebar berita bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam gugur. Beliau terbunuh dalam peperangan. Anas bin an-Nadhar terus berperang. Ia melihat Umar dan beberapa orang bersamanya sedang terduduk. Ia berkata, “Kenapa kalian duduk (bersedih)?” Mereka menjawab, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah terbunuh.”

“Jika begitu, apalagi yang akan kalian perbuat mengisi hidup setelah beliau wafat? Berdirilah! Gugurlah dengan cara beliau meninggalkan dunia!” Kata Anas membakar semangat para sahabat. Kemudian Anas menghunuskan pedangnya hingga ia gugur dalam Perang Uhud.

Wafat

Anas bin an-Nadhar radhiallahu ‘anhu syahid di medan Perang Uhud. Tubuhnya berselimut luka. Setidaknya ada 80-an luka dari sabetan pedang, tusukan tombak dan anak panah. Saking banyak luka di tubuhnya, jasadnya sulit dikenali. Hanya saudarinya, Rubai’, yang mengenalinya melalui ruas-ruas jarinya.

Semoga Allah meridhai beliau, sahabat yang mulia, Anas bin an-Nadhar radhiallahu ‘anhu.



Komik Islami Lainnnya:

Sholat Jangan Buru-Buru
Komik Pahlawan Islam Anas bin Nadhar
Komik Mantan Napi Berulah Lagi
Bantuan Dari Allah Saat Kesulitan
3 Hal Yang Dilakukan Saat Bangun Untuk Sahur
Kenapa Dia Begitu Cinta Al-Qur'an

Hindari Berkata Kotor
Perang Melawan Hawa Nafsu
Jangan Mencari Keburukan Orang
Komik Islami Tentang Cinta
Jomblo Halu Kepengen Punya Istri

Komik Islami Pakai Yang Kanan
Komik Islami Simple
Jangan Benci Muslimah Bercadar
Waspada 3 Pintu Menuju Neraka
Kalau Sholat Jangan Lari Larian

Perlunya Kerjasama Dalam Rumah Tangga
Baju Koko Vs Jersey - Komik Islami
Dunia Hanya Sementara
Komik Islami Bahasa Inggris
Komik Islami Tarawih Surat Pendek

Kisah Pendek Khutbah Jum'at
Menunggu Punahnya Corona
Komik Pendek Islami
Jangan Pernah Menunda Ibadah
Komik Islami Hitam Putih

Parno Karena Batuk Corona
Komik Islami Doa Pejuang Nafkah
Komik Islami Muslimah Memanah Dan Tahajud
Komik Islami Hidup Bahagia
Komik Islami Nasehat Dan Renungan
Sejarah Masuknya Islam Ke Indonesia Yang Sebenarnya

Komik Islami Sakit Penggugur Dosa
Komik Nasehat Islami Adab Menguap
Lupa Rakaat Sholat - Komik Islami
Komik Islami Saling Mendoakan
Hari Pertama Puasa
Adab Masuk Rumah Kosong


Selamat Membaca.. Bantu Kami Dengan Donasi.. Dengan Kontak Businessfwj@gmail.com




Komentar

Visitor

Online

Related Post